Puisi Tradisional Riau

Nama untuk puisi tradisional Riau berasal dari sastra Arab dan sastra Parsi. Pertanyaan TTS Koming tanggal 28 Mei 2017.

Jawabannya adalah NOLAM

Di wilayah Kampar, Provinsi Riau, sejak dulu musik sudah menjadi teman dalam keseharian masyarakatnya. Musik dimainkan dalam berbagai kesempatan. Ketika menunggu padi yang lagi berbuah di sawah, lahirlah musik gambang dan kotuok kotuok. Saat duduk di atas punggung kerbau saat mengembara, dibunyikanlah sunai dan suling. Saat bersuka ria melampiaskan gejolak hati ketika hasil panen sangat memuaskan, hiduplah musik calempong oguong dan dikir gubano. Merayu si gadis desa, pemuda desa memainkan genggong, dondong dan pantun ugam.

Saat jatuh cinta atau patah hati dihibur dengan malalak dan pantun atui. Memeriahkan perhelatan pesta kawin atau acara desa, hiburannya calempong baguong, sijobang dan bakoba. Untuk menyampaikan rasa syukur kepada yang maha kuasa, dalam upacara keagamaan dipakai dikir gubano, berzanji dan nolam. Juga digunakan musik sebagai bunyi-bunyian sakral dalam upcara pengobatan, seperti gendang dewo.

Alat musik yang terbuat dari logam banyak ditemukan di wilayah nusantara, termasuk di Kampar. Ini termasuk ke dalam keluarga gong yang memakai pencu (knobbbed gong) dengan ukuran dan suara berbeda-beda. Dari segi bentuk hampir semuanya sama. Penamaannya tiap daerah berbeda-beda. Di Sumatera Barat disebut talempong. Sementara di Kabupaten Kampar, Riau dikenal dengan nama calempong. Keberadaan musik calempong merupakan salah satu sistem budaya masyarakat Kampar. Hal ini tercermin dalam ungkapan pepatah adat. Kalau alam alah takombang, marawa tampak takiba, aguong jo calempong, tandonyo adat badiri di nagori.

Tags:
Puisi Tradisional Riau | admin | 4.5
error: Content is protected !!